Bismillah:
Urutan gagasan dalam topik ini adalah:
Turing -> Shanon -> Minsky -> Yuri -> Wolfram:
——————————————————————————————
(1).
Mengapa ukuran maksimal jumlah instruksi mesin turing adalah mxn
dimana m jumlah state dan n jumlah color atau label transisi atau simbol input.
.
berdasarkan argumen bahwa untuk setiap state adalah dapat memiliki n color.
.
sehingga untuk setiap kemungkinan color itu, mesti dibuat transisinya atau rulenya.
.
Tetapi bagaimana jumlah kombinasi sederhana mxn itu dapat menyatakan atau mensimulasikan semua mesin turing?
.
(2).
Halting problem untuk m state dan n color adalah memiliki arti:
dimulai dengan pita kosong, apakah mesin turing (m,n) akan halt?
.
Halting?
Halt jika mesin turing mencapai suatu kombinasi state-color yang didefinisikan atau ditentukan.
Pada dasarnya hal adalah keputusan, yang berarti halt adalah saat mesin turing mengambil keputusan.
.
——————————————————————————————
#Tentang Godel Number:
Godel number digunakan untuk memetakan sebuah mesin tuirng standar kepada sebuah himpunan bilangan yang terurut.
.
Secara umum, sebuah godel number adalah sebuah 2-tupel (N,f*)
dimana N adalah bilangan positif dan f* fungsi yang memetakan/encode bilangan positif tersebut.
.
Setiap mesin (simbol dan state) yang dinyatakan ke dalam bialngan ini, maka himpunan bilangan ini adalah enkoding mesin tersebut ke dalam godel number.
——————————————————————————————
#Mesin abstrak:
Adalah himpunan bilangan godel number yang menyatakan enkoding sebuah mesin.
——————————————————————————————
Review:On the Notion of Universality of Turing Machine
By: A. NOZAKI
(1).
* Here the word “total state” means a combination (s, a, n) of an internal state sofa machine M, a sequence a of symbols on its tape and a position n of the read-write head of the machine.
.
total state = a combination (s, a, n) of an internal state s of a machine M.
total state = just (s, a, n)? or all (s, a, n) for untuk sebuah s?
.
(2).
** Here, the number 0 is added to the range of f to indicate machine-stops; if the machine
stops at a total state w, then the value of/(w*) of/at w* is defined to be 0.
.
f menyatakan simbol di pita.
N suatu bilangan positif yang menomori posisi pita, sehingga f(x) dimana x elemen N adalah berarti isi dari pita.
.
Atau f menyatakan nilai pita, dimana x pada f(x) adalah sebuah total state?
.
(3).
internal state = s
total state = (s,a,n)
.
f(x)=y
maka y adalah sebuah nilai di pita.
x adalah total state.
f memetakan total state ke nilai di pita.
.
total state bukanlah state dari turing machine, tetapi abstract machine.
s bukanlah state dari turing machine, tetapi state dari abstract machine.
f(x) bukanlah suatu nilai di pita pada turing machine, tetapi suatu nilai dalam himpunan tupel (N,f) yang merepresentasikan abstract machine.
.
tak ada istilah pita mesin, tetapi yang ada adalah mirip pita, yaitu image f.
pada image f terdapat 0 sebagai tanda stop atau halt.
.
pertanyaannya, bagaimana abstract machine bersifat umum dia atas turing machine? atau bagaimana dia ekivalen?
.
apakah abstract machine?
.
cara kerja abstract machine sederhana saja, yaitu:
ada himpunan state, ada fungsi f yang memetakan total state ke image f. SELESAI.
.
w* = adalah total state yang dienkoding ke godel number.
f* = adalah image f yang sudah dienkoding ke godel number.
.
(4).
Apakah (N,f*)?
Yang jelas bahwa (N,f*) adalah inti cara menyatakan mesin abstrak.
.
abstract machine = representasi mesin tuirng ke dalam sistim bilangan (sistem bilangan yang menggunakan bilangan godel), analogi dengan sistim bilangan jam 2, jam3, biner, dsb sistem bilangan, sehinhga pada dasarnya, ini juga menyatakan secara implisit bahwa sebuah sistem bilangan adalah sebuah mesin abstrak.
.
tetapi mengapa ada sistem bilangan dibangun dengan mendefinisikan sebuah fungsi?
ini karena sistem bilangan godel dibangun dari bilangan bulat positif. sehingga sebuah bilangan bulat dipetakan secara bijective ke sebuah bilangan lain yang dinamakan godel number.
.
mengapa godel number dinyatakan dalam tupel (N,f*) ini karena godel number dibangun dari bilangan bulat positif, sehingga menyebut bilangan godel adalah ekivalen dengan menyebut bilangan positif domainnya dengan hasil pemetaanya ke godel number.
.
———
factor = partikel penyusun, bilangan penyusun, misal 9 faktornya adalah 3 yaitu bilangan penyusunnya adalah 3 karena 3 dikali 3 adalah 9 atau membangun 9. kalu dibawa ke mesin berarti mesin penyusun, ini karena jika mesin dinyatakan ke dalam sistem bilangan maka ada kemungkinan sebuah sub himpunan bilangan yang juga membangun mesin atau menyatakan mesin sehingga ini berarti mesin di dalam mesin atau mesin factor.
.
factory = pabrik, yaitu tempat dimana partikel2 dirakit membangun materi, atau komponen2 dirakit membangun sistem.
.
konsep factor ini membawa kepada konsep integer factorization.
yaitu analisa terhadap faktorisasi bilangan2 bulat.
secara mendasar hanya dibatasai pada bilangan bulat positif.
.
integer factorization mengantar kepada ide composit number dan prime number dan unit number.
composite number = bahwa sebuah integer dibangun oleh 1 dan dirinya sendiri dan paling sedikit satu bilangan bulat lain yang bukan 1 dan dirinya sendiri.
prime number = sebuah integer yang dibangun oleh hanya 1 dan dirinya sendiri.
unit number = sebuah integer yang hanya dibangun oleh 1.
.
proses menemukan factor sebuah integer mungkin dinyatakan dalam sebuah algoritma, proses ini disebut proses dekomposisi.
algoritma ini mencari semua factor dari sebuah integer.
.
contoh algoritma:
berdasarkan bahwa composit integer selalu dapat dinyatakan sebagai factorisasi ke dalam bilangan2 prima, maka pencarian dimulai dengan cara:
mulai bagi dengan 2, teruskan sampai semua 2 diperoleh.
lalu dengan 3, teruskan sampai semua 3 diperoleh.
dan seterusnya untuk bilangan prima berikut sampai tercapai sang komposit integer.
algoritma ini berdasarkan kenyataan teorema fundamental aritmetika:
Bahwa setiap bilangan bulat adalah selalu merupakan hasil kali dari 1 dan bilangan2 prima dan bahwa ekspresi hasil kali ini atau factorisasi ini adalah unik.
.
#TENTANG TEOREMA FUNDAMENTAL ARITMETIKA
atau:
Teorema fundamental aritmetika:
setiap bilangan bulat adalah merupakan string factorisasi unik dari 1 dan bilangan2 prima.
.
konsep factorisasi bilangan bulat ini menghasilkan bentuk standar kanonik dan bentuk standar yang infinite, infiniote yaitu bahwa setiap bilangan bulat adalah selalu merupakan perkalian bilangn prima yang jumlahnya tak berhingga mulai dari prime terkecil hingga tak terhingga.
.
pernyataan bilangan bulat ke dalam bentuk kanonik menghasilkan konstruksi bilangan rasional dalam bentuk kanonik juga yaitu dengan membolehkan pangkat negatif pada bentuk kanonik bilangan bulat.
.
divisor = adalah konsep yang muncul sebagai ekivalen dari factor, factor adalah penyusun, divisor adalah pembagi, sebuah factor adalah juga pembagi, artinya hanya factor dialah yang bisa membagi habis bilangan bulat karena factor adalah penyusun sempurna.
.
#TENTANG COMMON DIVISOR:
common divisor = common factor
common factor = jika terdapat bilangan2 bulat b1,b2,b3,…,bn, maka mesti ada paling sedikit 1 factor bersama diantara n buah bilangan bulat tersebut, boleh jadi ada m buah factor bersama.
.
greatest common divisor/factor/measure (gcd/gcf/gcm) = highest common factor/divisor/measure (hcf/hcd/hcm)
= diantara common factor dari bilangan2 bulat b1,b2,b3,…,bn, maka mesti ada common factor terbesar atau maximum.
.
least common divisor/factor/measure (lcd/lcf/lcm) = lowest common factor/divisor/measure
= diantara common factor dari bilangan2 bulat b1,b2,b3,…,bn, maka mesti ada common factor terkecil atau minimal.
.
gagasan gcf dan lcf memicu lahirnya konsep max dan min, lowest/lower bound, higher/highest bound dan sup/inf pada interval di bilangan/garis rill.
dan itu kemudian memicu gagasan limit cauchy, kontinu, differensial, kalkulus, geometri differensial, dsb.
.
#TENTANG COMMON FACTOR POLYNOMIAL:
ini adalah generalisasi gcd pada bilangan bulat.
.
mengapa polynomial dipandang sebagai generalisasi bilangan bulat?
ditinjau dari sisi klasik:
karena pada masa itu fungsi yang paling pertama kali dikenal adalah polynomial, menyatakan sebuah polynomial di atas himpunan bilangan bulat adalah berarti menyatakan sebuah sub himpunan bilangan bulat yang memenuhi polynomial tersebut.
.
sehingga pandangan generalisasi adalah menjadi:
sebuah bilangan bulat —> sebuah himpunan/subhimpunan bilangan bulat (yg memenuhi suatu polynomial tertentu).
.
ditinjau dari sisi moderen:
karena segala fungsi yang memiliki turunan, adalah dapat dinyatakan sebagai sebuah deret dalam bentuk polynomial.
sehingga perumuman menjadi:
sebuah bilangan bulat —> sebuah fungsi sebarang (polynomial)
.
semua gagasan ini memicu lahirnya berbagai algoritma untuk menghitung gcd/lcd, dan yang menjadi basic adalah algoritma euclid untuk polynomial yang digeneralisir dari untuk menghitung gcd/lcd dari bilangan bulat.
.
#REDUCING FRACTIONS:
ide ini berdiri di atas konsep common divisor (cd).
misal suatu bilangan rasional dinyatakan oleh a/b
tetapi divisor a adalah a1,a2,a3,…,an
divisor b adalah b1,b2,b3,…,bm
dan gcd(a,b)=ai=bj
maka reduksi a/b = (d.ai)/(g.bj) = d/g
.
#COPRIME NUMBER:
ide coprime dapat dilihat sebagai perluasan konsep bilangan prima kepada tupel bilangan bulat.
misal:
tupel (a,b) a dan b bilangan bulat, maka (a,b) adalah coprime jika hanya jika gcd(a,b)=1
.
#GEOMETRIC VIEW (ARTI GEOMETRI):
ide ini dibawa orang kepada pandangan dasar geometri sebagai berikut:
misal sebuah area dalam bidang euclid yang dinyatakan luasnya oleh bilangan bulat a dan b
yaitu memiliki luas axb, maka area lain yang dapat menutupi seluruh luas axb hanyalah area yang luasnya dinyatakan oleh common divisor (a,b), misal c adalah common divisor, maka suatu area seluas cxc=d dapat menutupi area axb dengan cara mengalikan d dengan suatu bilangan bulat k.
area terbesar yang dapat menutupi axb adalah gcd(a,b)xgcd(a,b) dan area terkecil yang dapat menutupi axb adalah lcd(a,b)xlcd(a,b).
.
secara umum:
suatu hyperspace euclid/noneuclid yang berukuran [a] dan [b] dimana [a] dan [b] adalah perluasan bilangan bulat ke dalam sistem bilangan tertentu, maka hyperspace itu dapat ditutupi oleh common factor [a] dan [b], penutup terbesarnya adalah gcd([a],[b]), penutup terkecilnya adalah lcd([a],[b]).
.
#PERLUASAN BILANGAN BULAT KE MODULO:
tentang bagaimana sifat2 bilangan bulat dibawa ke modulo adalah sebagai berikut:
sifat common factor juga berusaha dibawa orang ke dalam bilangan modulo.
sehingga otomatis juga sifat gcd dan lcd.
sehingga otomatis juga sifat coprime, prime.
sehingga otomatis juga geometric viewnya.
sehingga otomatis juga genetralisasi polinomial dan sifat2nya.
dan seterusnya.
.
#BAGAIMANA DIA MENJADI UNIVERSAL PADA PENERAPANNYA?
oleh karena bahwa beberapa sistem di alam semesta (fisika, kimia, biologi, kompleksitas, dsb) dapat dinyatakan secara mendasar kedalam modulo, maka konsep2 bilangan bulat dapat diterapkan pada sistem tersebut.
.
#BAGAIMANA KONSEP2 BILANGAN BULAT SECARA LEBIH LUAS DITERAPKAN KE GEOMETRI?
ide ini berpijak pada polinomial, ketika ide polinomial memperluas sifat2 bilangan bulat sebagai suatu himpunan tertentu yang berperilaku tertentu dalam artian sebuah polinomial.
akan tetapi bentuk2 dasar geometri seperti garis, reactangular, kubus, dst, dst dapat dinyatakan sebagai sebuah ekspresi polinomial di cartesian atau tanpa cartesian.
.
ini berarti deduksi2 sifat bilangan bulat adalah berarti juga deduksi2 sifat2 geometri benda2 tersebut atau sebaliknya. inilah sebabanya mengapa beberapa teorema tentang bilangan bulat dipecahkan dengan menggunakan geometri.
.
semesta ide ini diperluas orang untuk bialngan rill dan kompleks, yaitu bahwa orang membangun geometri yang sepadan dengan perumusan sifat2 bilangan rill atau kompleks.
demikian untuk bilangan quaternion, dan seterusnya.
.
#EUCLID ALGORITHM:
ide dasar : gcd(a,b)=gcd(b,sisa) dan seterusnya.
.
#TENTANG BAGAIMANA ORANG MENGHITUNG GCD:
#1:
dengan cara diagram venn.
#2:
dengan euclid algorithm.
kunci dasar algoritma euclid adalah:
gcd(a,a)=gcd(a,a-a)=gcd(a,0)=a
gcd(a,b)=gcd(a-b,b) if a>b
gcd(a,b)=gcd(a,b-a) if b>a
redefinisi konsep ini diperluas dengan menggunakan aritmetika modulo.
#3:
.
#LONG DIVISION:
ide pembagian yang biasa kamu pelajari waktu SD.
.
ada beberapa cara long division, mungkin berbeda di beberapa negara tetapi ini adalah bentuk umum dan standar saja.
.
#POLYNOMIAL LONG DIVISION:
sama long division tetapi diterapkan ke polynomial.
.
secara umum ini dapat diterapkan ke berbagai sistem bilangan.
.
#EUCLEDIAN DIVISION FOR POLYNOMIAL:
adalah polynomial long division.
.
#QUOTIENT, REMAINDER, DIVINDEN, DIVISOR:
P(X)=A(X).Q(X) + R(X)
DIVINDEN=P(X)
DIVISOR=A(X)
QUOTIENT=Q(X)
REMAINDER=R(X)
.
#FINDING TANGENTS TO POLYNOMIAL FUNCTIONS:
untuk suatu x=r, maka remainder yang diperoleh dengan membagi polynomial berpangkat tertinggi n dengan (x-r)^(n-1) adalah sebuah kurva/garis tangent yang melewati titik x=r.
.
#CARA FAKTORISASI POLYNOMIAL:
tentukan akar2nya, minimal 1 ditemukan maka pemfaktoran dapat dilakukan dengan metode polynomial long division.
KALAU TIDAK DIKETAHUI MAKA YANG DIPEROLEH ADALAH BENTUK REMAINDER.
.
P(X)=A(X).Q(X) + R(X), A(X) dan Q(X) adalah masing merupakan faktor dari P(X) jika hanya jika R(X)=0.
.
#MONIC:
bentuk polynomial univariate dengan koefisien leading term nya adalah 1.
.
#DENOMINATOR:
misal a=b/c
maka c=denominator.
.
#SYNTETIC DIVISION:
teknik2 pembagian polinomial menggunakan tangan atau untuk keperluan membuat algoritma program yang melakukan pembabian polinomial, dapat dilihat di wikipedia saja.
.
arti penting ide2 disini adalah pada sisi paraktisnya untuk mendeduksi berbagai gagasan dalam pandangan aritmetika polynomial.
.
#CYCLIC REDUNDANCY CHECK:
Adalah sebuah bangunan konsep besar yang didasarkan pada ide remainder dari polynomial. untuk mengecek keabsahan signal setelah terganggu oleh noise.
ide ini merepresentasikan bit ke dalam polynomial lalu mengeceknya dengan menggunakan polynomial.
.
——————————————————————————————
#COMPLEXITY
(1).
DECISION PROBLEM = semua masalah yang jika dijawab maka jawabannya adalah yes atau no, atau semua masalah yang dapat dimodifikasi sehinga dapat direpresentasikan oleh masalah yang hanya membutuhkan jawaban yes atau no.
.
DECIDABLE = sebuah decision problem adalah decidable jika hanya jika terdapat algoritma atau set instruksi mesin turing atau set instruksi automata yang dapat memberi jawaban yes atau no.
NON DECIDABLE = jika tak ada algoritma yang dapat memberikan jawaban yes atau no.
.
——————————————————————————————
#APAKAH NUTM?
NUTM = sebuah mesin turing yang memiliki n buah prosesor dan m buah pita, m>=n, n buah prosesor artinya ada n buah start state(?).
——————————————————————————————
#STRUKTUR ALJABAR:
WAWASAN:
Algebraic structures
Group-like
Semigroup / Monoid
Racks and quandles
Quasigroup and loop
Abelian group
Magma
Lie group
Group theory
Ring-like
Ring Semiring
Near-ring
Commutative ring
Integral domain
Field Division
ring
Ring theory
Lattice-like
Lattice Semilattice
Map of lattices
Lattice theory
Module-like
Module
Group with operators
Vector space
Linear algebra
Algebra-like
Algebra
Associative
Non-associative
Composition algebra
Lie algebra
Graded
Bialgebra
——————————————————————————————
#TENTANG OPERASI:
operasi = kombinasi n-ary operand (input, argument) menjadi sebuah output (result, value).
finitary operation = operasi n-ary dimana n berhingga.
infinitary operation = operasi n-ary dengan n tak berhingga.
.
#Bagaimana caranya orang mengkonstruksikan operasi?
dengan menggunakan definisi pemetaan.
suatu operasi * n-ary didefinisikan sebagai:
*:S1xS2xS3x…xSn —-> S
dimana S1=S2=S3=…=Sn
.
An operation ? is a function of the form ? : V ? Y, where V ? X1 × … × Xk. The sets Xk are called the domains of the operation, the set Y is called the codomain of the operation, and the fixed non-negative integer k (the number of arguments) is called the type or arity of the operation.
.
ini sebabnya mengapa orang mendefinisikan transisi dalam automata sebagai sebuah monoid atau secara umum struktur aljabar, karena sebuah transisi dapat dinyatakan sebagai sebuah operasi n-ary, T:QxS—>Q
.
#Generalisasi operasi
generalisasi operasi adalah sebagai berikut:
input dan output operasi = bilangan, set, transformasi geometri, state, string, true, false, dsb.
.
#Dasar2 postulasi operasi
associative, commutative, anticommutative, idempotent, dan lain sebagainya adalah sifat2 universal yang mungkin dipostulatkan sebagai sifat operasi yang melekat kepada operasi bila digunakan.
.
#Perbedaan operator dan operation
Operator = operation.
hanya secara teknis memiliki perbedaan penhggunaan.
jika mementingkan hasil dan operand secara eksplisit dalam jejala deduksi maka digunakan operasi.
misal 2 + 3 = 5, dimana disini 5 penting ditulis dalam alur deduksi, demikian juga 2 & 3.
jika mementingkan proses, maka digunakan operator, artinya bahwa hasil dari kombinasi input tidak perlu eksplisit dalam urai deduksi, misal +(2,3), +(2,3) terus terbawa tanpa perlu menulis 5.
.
#Hubungan arti antara operasi dan relasi:
dari definisi:
? : V ? Y, where V ? X1 × … × Xk
k-ary operation = k+1-ary relation, karena relasi mencakup output juga, sedang operasi hanya mencakup input.
.
#Order of operations
sebuah himpunan rule yang digunakan untuk merangking derajat sejumlah operasi ketika digunakan mengevaluasi sebuah ekspresi matematika.
.
himpunan rule ini boelh kesepakatan universal, boleh dipostulatkan oleh user ketika hendak menulis sejumlah ekspresi matematika.
.
#Hyperoperation:
Generalisasi operasi jumlah ke kali lalu ke eksponen dan seterusnya.
ini seperti tensor bagi susunan bilangan yaitu suatu susunan rank n, maka hyperoperation adalah operasi rank n.
atau analogi dengan ide cantor yang mengeneralisir bilangan tak hingga ke dalam konsep bilangan cardinal.
.
ada beberapa teori yang dikemukakan orang untuk mendefinisikan hyperoperation.
.
hyperoperation untuk saat ini sepertinya hanya diterapkan untuk konstruksi large number.
.
yang menarik dari konstruksi bilangan menggunakan hyperoperation adalah bagaimana menerapkan aritmetika di atas himpunnan bilangan yang dikonstruksi oleh hyperoperation, bagaimana ide komputasi di atasnya? bagaimana kompleksitas kalkulasinya? dsb.
.
SELESAI.
——————————————————————————————
#ABSTRACT ALGEBRA?
Abstract algebra = the study of any kinds of structure algebra.
Abstract algebra = moderen algebra.
.
#UNIVERSAL ALGEBRA?
universal algebra = algebra where the object or element is an structure algebra.
.
#PREFIX NOTATION:
contoh a+b, prefix notationnya adalah +ab
——————————————————————————————
#MONOID?
(1).
a monoid is an algebraic structure with a single associative binary operation and an identity element.
.
Monoid = structur algebra –> set + 1 opetrasi biner + postulat asiosiatif + postulat identity.
.
monoid = semigrup + postulat identity
.
kompleksitas struktur aljabar dalam urutan adalah sebagai berikut:
magma/grupoid>semigrup>monoid>grup>abeliangrup>
.
tetapi ada dua jalur struktur yang terbentuk dari magma:
magma>semigrup>monoid>grup
dan
magma>quasigrup>loop>grup
.
total gambaran:
>semigrup>monoid>
magma> > grup
>quasigrup>loop>
dan berbagai kombinasi lain yang mungkin dengan memainkan postulat-postulat struktur.
.
#SECARA UMUM STRUKTUR ALJABAR (ALGEBRA STRUCTURE):
ada banyak struktur yang membangun suatu jejala struktur dengan struktur root/tertinggi adalah magma.
yang hanya memiliki postulat clousure.
.
secara umum, variasi-variasi struktur setelah magma hanyalah variasi2 postulat yang dimilikinya. yang menjadi topik yang menarik disini adalah bagaimana menggunakan struktur2 ini untuk membangun matematika aksiomatik yang merupakan aljabar di alam.
.
#TUJUAN PRINSIP DARI KONSTRUKSI IDE STRUKTUR ALJABAR:
yaitu adalah usaha untuk mengidentifikasi semua struktur aljabar abstrak yang mungkin, yaitu semua struktur yang dibangun dari sebuah atau lebih set dengan sebuah atau beberapa operasi di dalamnya.
.
#BENTUK UMUM STRUKTUR ALJABAR:
struktur aljabar =<(S1,S2,S3,…,Sn),(O1,O2,O3,…,Om),(P1,P2,P3,…,Pk)>
ditulis lebih lengkap sebagai :
struktur aljabar abstrak =<(S1,S2,S3,…,Sn),(O1,O2,O3,…,Om),(P1,P2,P3,…,Pg)>
dimana :
Si adalah set atau struktur aljabar ke-i
Oj adalah operasi atau operator ke-j
Pk adalah postulat/axiom ke-k
.
#GENERALISASI STRUKTUR ALJABAR:
Oj adalah sebuah n-ary operation.
.
cara konstruksi n-ary operation.
misal Oj adalah n ary operation maka konstruksi Oj:
Oj:(S1,S2,S3,…,Sn)1x(S1,S2,S3,…,Sn)2x…x(S1,S2,S3,…,Sn)g —-> (S1,S2,S3,…,Sn)
.
misal S=(S1,S2,S3,…,Sn)
ditulis singkat:
Oj:SxSxSx…xS —> S
.
secara praktis, ditulis sebagai prefix notation:
Oj(a1,a2,a3,…,am)=a
.
ditulis secara explisit dalam bentuk string:
a1a2a3…an=a
.
#CARA MENERAPKAN SECARA UMUM KE FISIKA, KIMIA, BIOLOGI, BAHASA, KOMPUTER, DSB:
konstruksi praktis:
tulis semua kombinasi string sehingga menghasilkan sebuah himpunan relasi.
misal:
a1a2a3…an=a
a2a1a3…an=b
a3a2a3…an=c
maka terbentuk himpunan relasi R={a1a2a3…an=a,a2a1a3…an=a,a3a2a3…an=a}
sehingga jika hendak menggunakan operasi Oj pada sebuah set, maka seluruh hasil operasi Oj pada set sudah terdaftar pada R, tinggal cari di R lalu temukan hasil operasi itu.
.
secara praktis kita juga dapat menggunakan tabel yang mendaftar seluruh kemungkinan operasi pada Oj di atas set.
jika diterapkan ke fisika:
misal suatu percobaan atau eksperimen, menghasilkan hasil2 percobaan antara beberapa kombinasi partikel yang dapat di representasikan sebagai string, jika semuanya di jadikan plasma, maka diperoleh hasil2 kombinasi dalam sebuah tabel.
tabel yang diperoleh dari eksperimen adalah sebuah tabel operasi Oj.
.
demikian pula pada string2 reaksi kimia, sebuah reaksi kimia direpresentasikan oleh string atom2 yang bereaksi dan juga hasilnya.
tabel dari semua kombinasi string adalah sebuah operasi Oj.
menggunakan operasi Oj adalah berarti menggunakan tabel tersebut.
.
SECARA PRINSIP, PENERAPAN INI MEMILIKI ARTI ADALAH BAGAIMANA CARA MEMBANGUN ALJABAR DI SEGALA TEMPAT DI ALAM SEMESTA VISIBLE, ATAU BAGI KESELURUHAN ALAM SEMESTA SENDIRI.
.
#BAGAIMANA MENGGUNAKAN UNIVERSAL ALJEBRA?
universal aljabar = struktur universal, dimana set nya adalah sebarang set atau struktur algebra dan operasinya adalah sebuah n-ary operation.
n ary operation dalam artian bukan seperti di atas sebelumnya, dimana Oj, operasi yang jika ditulis dalam bentuk prefix Oj(a1,a2,a3,…,an) sebagai n-ary operation seperti di atas.
tetapi n-ary operation disini adalah: (Oj1,Oj2,Oj3,…,Ojg), disana terdapat sebuah operasi yang didefinisikan sebagai tupel.
.
jika ditulis singkat aja sebagai berikut:
Universal algebra =<(S1,S2,S3,…,Sn),(O1,O2,O3,…,Om),(P1,P2,P3,…,Pg)>
dimana:
Si adalah set atau struktur algebra.
Ok adalah sebuah n-ary operasi,ex: O1=(O11,O12,O13,…,O1g),seperti (Oj1,Oj2,Oj3,…,Ojg)
Pj adalah postulat ke-j
.
dengan cara yang sama struktur aljabar untuk diterapkan, kita mungkin dapat membangun alajabr universal sebarang di alam semesta.
dengan membangun tabel operasi seperti di atas untuk suatu eksperimen yang telah dilakukan, atau tabel operasi dipostulatkan sehingga membanun suatu teori yang berbentuk struktur aljabar atau universal algebra.
.
kita mungkin juga bisa melihat penerapan ini pada topology.
dimana kita berusaha membangun universal algebra di atas topologi.
sebagai contoh:
kita memiliki n buah transformasi geometri yang berbeda pada topologi, n buah transformasi itu dapat kita definisikan sebagai n-ary operation pada universal algebra.
kemudian himpunan postulat mungkin dapat dikonstruksikan bagi n-ary operation tersebut.
.
#BISAKAH MEMPERUMUM LAGI UNIVERSAL ALGEBRA?
bisa:
Ok didefinisikan sebagai sebuah tensor rank n dari susunanan operasi2.
.
#BAGIAMANA ORANG MENGGUNAKAN STRUKTUR ALJABAR ATAU UNIVERSAL ALJABAR PADA TOPOLOGI?
mungkin dengan mendefinisikan pemetaan2 geometri transformasi2 di manifold, dsb) sebagai operasi-operasi dari struktur aljabar atau unievrsal aljabar, kemudain ternyata itu dapat digunakan untuk memodelkan atau membangun teori tentang sifat2 atau pola2 geometri dari suatu bagian atau seluruh bagian dari topologi.
.
jika pemetaan2 topologi itu atau transformasi2 geometri itu dirumuskan dari hukum2 fisika, maka dia menjadi penggunan struktur aljabar/universal aljabar ke dalam perumusan teori2 fisika.
.
#SAMPAI DIMANA GENERALISASI UNIVERSAL ALGEBRA SEKARANG?
Category theory, Operad theory, Partial algebra, and Model theory adalah teori2 yang dibangun sebagai beyond atau generalisasi dari universal algebra.
.
demikian pula Lie algebras(?) and hyperbolic quaternions(?), adalah generalisasi universal algebra.
.
——————————————————————————————
#BAGAIMANA MELIHAT BAHWA BAHASA ADALAH SEBUAH UNIVERSAL ALGEBRA?
dengan melihat bahwa setiap aturan produksi pada gramatika adalah sebuah n-ary operation dalam pengertian struktur algebra.
.
dan dengan melihat bahwa himpunan aturan atau gramatika secara keseluruhan adalah sebuah n-ary operation dalam pengertian universal algebra.
.
sehingga suatu gramatika adalah sebuah tabel operasi atau n-ary gramatika dalam pengertian universal algebra.
.
dalam hal ini, wujud operasi dihilangkan, tetapi hanya bentuknya saja yang diambil, misal:
a + b = c menjadi ab -> c atau dibalik sebagai c –> ab
.
sebuah 0 ary operation struktur algebra: c
sebuah 1 ary operation struktur algebra: c –> a
sebuah 2 ary operation struktur algebra: c –> ab
sebuah 3 ary operation struktur algebra: c –> abA
..
sebuah n ary operation struktur algebra: c –> abcdKGmn
dst
.
himpunan {c, d–>a, f–>ab, g–>abA, t–>abcdKGmn} adalah sebuah n-ary operation dalam pengertian universal algebra.
.
kemudain ini diperluas dengan melihat bahwa:
sebuah aturan produksi dalam gramatika adalah equation n-ary operation:
misal:
aAc —> adB
atau bcD —> ab | abH | gf
yang merupakan penulisan singkat dari 3 equation.
dan setrusnya.
.
#ARTI PENTING ALJABAR BAGI BAHASA:
representasi monoid atau magma dalam string dan operasi string, ini memberikan visi yang luas tentang penerapan struktur aljabar secara umum, universal algebra, perluasan universal algebra seperti teori category dan seterusnya ke dalam konsep bahasa.
.
mungkin di masa depan kita dapat menemukan gagasan bahasa yang sophiticated dengan penerapan atau permodelan besar2an struktur aljabar, universal aljabar, dan seterusnya ke dalam bahasa.
.
#ARTI PENTING ALJABAR BAGI KOMPUTASI:
penerapan aljabar ke dalam bahasa, adalah juga berarti penerapan ke pada automata dan mesin turing.
.
ini memberi pandangan bahwa setiap automata atau mesin turing adalah sebuah struktur aljabar, atau universal aljabar atau perluasannya.
.
ini juga memberi visi yang luas bagaimana jika semua konsep aljabar itu diterapkan ke dalam komputasi.
.
#ARTI PENTING ALJABAR BAGI FISIKA, BIOLOGI DAN KIMIA:
masukanya representasi aljabar ke dalam bahasa dan komputasi ini membuka visi yang luas juga bagi penerapan dari pintu masuk yang berbeda kepada fisika, biologi dan kimia.
.
secara umum kepada berbagai bidang ilmu pengetahuan.
.
——————————————————————————————
SURVEI PAPER:
Review:
Principle of Rule-Based Expert System
By: Bruce G. Buchanan and Richard O. Duda
.
Apa prinsip2 Rule based expert system?
.
(1).
Algoritma inferensi sangat berkaitan erat dengan cara representasi rule. Sehingga ketika hendak mmebuat algritma inferensi maka:
Buat postulat ekspresi rule.
.
(2).
Rule memiliki arti yang universal dibanding proposisi.
proposisi adalah null order logic
tetapi rule bisa:
rule = null order logic
rule = first order logic
secara umum:
rule = n order logic.
.
lebih umum lagi:
rule = sebarang bentuk formal.
.
bentuk formal bisa kalimat, graf, instruksi automata/mesin turing, kartu frame, geometri dan sebagainya.
.
(3).
contoh rule dalam bentuk first order logic:
Has(x, feathers) OR (Able(x, fly) & Able(x, lay-eggs)) –> Class(x, bird)
.
kita dapat mengekspresikan rule ke dalam ekspresi operator2 logika pada level n order logic.
.
(4).
karena itu, perbedaan definisi ekspresi rule tentunya menghasilkan algoritma yang berbeda-beda untuk memicu rule.
.
forward chaining mestinya dapat digeneralisir untuk ekpresi rule higher order logic.
.
(5).
secara umum.
forwardchaining hanyalah algoritma.
secara umum kita dapat mengenarlisir kata untuk memicu rule, yaitu algoritma.
algoritma(set rule)=set solusi.
.
set solusi bisa set anteseden, set konsekuen, set antesedn-konsekuen, atau graf anteseden-konsekuen, dan sebagainya.
.
(6).
Secara umum bentuk rule dapat ditulis sebagai:
bagian anteseden THEN bagian konklusi.
bagian anteseden = set premis dalam bentuk n order logic atau bentuk formal secara umum
bagian konklusi = set premis/action dalam bentuk n order logic atau bentuk formal lain atau prosedur aksi.
.
dalam cara pandang bentuk umum ini, forward chaining dapat dilihat secara universal.
.
FINISH UNTUK PAPER INI.
——————————————————————————————
——————————————————————————————
——————————————————————————————
#REVIEW:
On Review:A NEW APPROACH TO IMAGE RETRIEVAL USING MULTI-LEVEL GENERALIZED FINITE
AUTOMATA. A. Soliman, M. Moniri and C. Chibelushi, Staffordshire University, UK.
#Bagaimana mereka mengenkoding gambar ke dalam automata?
pertama:
mereka membuat paritisi pada ladang pixel dari gambar.
lalu tiap2 sub ladang dibangun suatu hubungan, mungkin tentang similiarity antar sub ladang.
misal dengan menghitung nilai rata2 suatu fungsi pixel untuk tiap ladang dan selisih antar rata2 mengukur similiaritynya.
.
Tetapi apakah state dan apakah input dalam konsep itu?
.
Sepertinya yang dimaksud dengan state disana adalah state partisi, sebab proses partisi gambar langkah ke langkah berikut dilihat sebagai perubahan state ke state.
misal state1 = konfigurasi partisi1
state2 = konfigurasi partisi2 setelah partisi1
state3 = konfigurasi partisi3 setelah paritsi2 dan seterusnya.
.
apakah input?
sepertinya input menyatakan elemen partisi yang hendak dipartisi lagi.
.
contoh:
misal gambar I.
maka state partisi adalah S0, lalu masuk input I.
maka I kemudian dipartisi dalam 4 bagian, sehingga state partisi menjadi S1. dimana pada S1, I=(I0,I1,I2,I3) yautu terbagai 4 partisi.
kemudian S1 bercabang 4 ke 4 state lain.
jika input I0 maka S1 pindah state ke S10
jika input I1 maka S1 pindah state ke S11
jika input I2 maka S1 pindah state ke S12
jika input I3 maka S1 pindah state ke S13
dan seterusnya.
.
#Mengapa gFSA menjadi lebih minim state jika digunakan?
karena input gFSA bisa menjadi sebuah konfigurasi partisi, bukan saja sebuah partisi.
misal pada FSA, input adalah I0, sebuah pecahan partisi dari seblumnya.
maka gFSA bisa jadi I0I1, dua sub partisi sekaligus, dan seterusnya. sehingga hanya memerlukan lebih sedikit state.
.
#Secara umum apa keuntungan dari gFSA dibanding FSA?
gFSA memerlukan lebih sedikit partisi dibanding FSA dalam suatu pandangan yang global.
jika kita mengenaralisir gFSA menjadi gTM maka sebagai berikut:
gTM memiliki jumlah instruksi yang lebih sedikit dibanding TM standar.
.
#Seberp banyak representasi FSA atau gFSA di atas sebuah image?
adalah sebanyak cara atau path partisi bisa dilakukan di atasnya.
misal partisi dilakukan secara konsentris menghasilkan gFSA1 atau FSA1
atau dilakukan secara linier menghasilkan gFSA2 atau FSA2.
dan seterusnya.
#END REVIEW.
——————————————————————————————
#Bagaimana memodelkan proses bisnis ke dalam automata?
Pertama:
State = proses bisnis X atau subproses bisnis Xi dst
input = data atau dsb.
.
Kedua:
Misalkan sebuah proses bisnis X, state0.
kemudian sebuah data1 masuk, maka state0 berpindah ke state01 yaitu sebuah prosesbisnis01
jika data2 masuk, maka state0 berpindah ke state02 yaitu sebuah prosesbisnis02
.
misalkan data11 masuk saat state01, yaitu prosesbisnis01.
maka state01 berpindah ke state 011 yaitu prosesbisnis011.
dan seterusnya.
.
Ketiga:
Ini bisa kita generalisir ke fungsi. jadi sebagai berikut:
state = fungsi (bisa merupakan koding)
input = data
.
atau kita generalisir ke modul (bisa koding)
state = modul
input = data
.
atau kita generalisir ke program (bisa koding)
state = program atau subprogram
input = data.
.
keempat:
bahkan sebuah strategi politik atau militer dapat kita rumuskan kedalam sebuah automata sbb:
state = kebijakan politik atau perang
input = data
.
Kelima:
kita dapat mengeneralisir permodelan ini ke gFSA atau gTM.
.
Keenam:
dalam kasus citra.
state = prosedur partisi atau fungsi pixel sebarang
input = citra hasil state sebelumnya.
.
Ketujuh:
Kita dapat mengeneralisir ini ke dalam sistem kontrol sebagai berikut:
State = konfigurasi kontrol, orang juga menyebutnya location.
input = data atau hasil konfigurasi kontrol sebelumnya.
.
sehingga sebuah automata mengekspresikan kerja sebuah mesin kontrol dari waktu ke waktu.
.
Kedelapan:
kita dapat mengeneralisir ini untuk memodelkan dinamika partikel sebagi berikut:
state = konfigurasi partikel
input = konfigurasi partikel sebelumnya
dan lain sebagainya kemungkinan.
.
Kesembilan:
#Bagaimana kita mengeneralisir konsep celluar automaton?
Pertama:
Pada dasarnya sebuah celluar automaton dapat direpresentasikan oleh sebuah FSA.
mungkin kita dapat melihatnya sebagai berikut:
state0 = posisi ubin awal pada arah horisontal, ini bisa dilabel sebarang
state1 = posisi ubin berikutnya terhadap posisi ubin pada arah horisontal. ini juga bisa dilabel sebarang.
dan setersunya.
.
atau:
state = konfigurasi posisi ubin
input = posisi ubin sebelumnya di state sebelumnya.
.
cellular automaton ini mmeiliki arah ke bawah dalam membentuk state-statenya (konfigurasi horisontal ubin-ubin selanjutnya) dan state didefinisikan dalam satu langkah horisontal dari ubin-ubin.
atau bahwa ubin-ubin merubah state untuk ubin-ubin terdekat dengan ubin sebelumnya atau lingkungan tetangga ke-1. dan informasi titik ubin adalah tunggal sebagai input.
.
generalisasi 1:
Kita dapat mengeneralisir ini dalam sebarang m arah dan langkah tetangga ke-n.
dan k posisi ubin sebelumnya.
.
generalisasi 2:
kita dapat melihat kebalikan bahwa sebuah cellular automaton (CA) dikonstruksikan oleh sebuah FSA.
berdasatkan ini, kita dapat membuat sebuah generalisasi:
sebuah CA dikonstrusikan oleh sebuah himpunan FSA.
.
generalisasi 3:
sebuah CA digeneralisasikan oleh sebuah set FSA, dimana untuk setiap FSA, inputnya adalah sebuah cluster ubin dalam ketetanggan-n sebarang tertentu, dalam m arah.
.
generalisasi 4:
sebuah CA digeneralisasikan oleh sebuah set FSA, dimana untuk setiap FSA, inputnya adalah sebuah cluster ubin berdimensi-k dalam ruang berdimensi-g dalam ketetanggan-n sebarang tertentu, dalam m arah.
.
generalisasi 5:
sebuah CA digeneralisasikan oleh sebuah set gFSA, dimana untuk setiap gTM, inputnya adalah sebuah cluster ubin berdimensi-k dalam ruang berdimensi-g dalam ketetanggan-n sebarang tertentu, dalam m arah.
.
generalisasi 6:
sebuah CA digeneralisasikan oleh sebuah set gTM, dimana untuk setiap gTM, inputnya adalah sebuah cluster ubin berdimensi-k dalam ruang berdimensi-g dalam ketetanggan-n sebarang tertentu, dalam m arah.
.
generalisasi 7:
sebuah CA digeneralisasikan oleh sebuah set probabilistik-gTM, dimana untuk setiap probabilistik-gTM, inputnya adalah sebuah cluster ubin berdimensi-k dalam ruang berdimensi-g dalam ketetanggan-n sebarang tertentu, dalam m arah.
.
generalisasi 8:
sebuah CA digeneralisasikan oleh sebuah set quantum-gTM, dimana untuk setiap quantum-gTM, inputnya adalah sebuah cluster ubin berdimensi-k dalam ruang berdimensi-g dalam ketetanggan-n sebarang tertentu, dalam m arah.
.
generalisasi 9:
sebuah CA digeneralisasikan oleh sebuah set register machine atau set probabilistik-register machine, dimana untuk setiap set register machine atau set probabilistik-register machine, inputnya adalah sebuah cluster ubin berdimensi-k dalam ruang berdimensi-g dalam ketetanggan-n sebarang tertentu, dalam m arah.
.
generalisasi 10:
sebuah CA digeneralisasikan oleh sebuah set model komputasi atau set probabilistik-model komputasi, dimana untuk setiap set model komputasi atau set probabilistik-model komputasi, inputnya adalah sebuah cluster ubin berdimensi-k dalam ruang berdimensi-g dalam ketetanggan-n sebarang tertentu, dalam m arah.
.
GENERALISASI 11:
sebuah graf network dikonstruksikan oleh sebuah set model komputasi atau set probabilistik-model komputasi, dimana untuk setiap set model komputasi atau set probabilistik-model komputasi, inputnya adalah sebuah cluster node atau pasangan node dan edge berdimensi-k dalam ruang berdimensi-g dalam ketetanggan-n sebarang tertentu, dalam m arah.
.
GENERALISASI 12:
dengan cara generalisasi di atas, kita dapat membawa konsep automata atau mesin turing agau CA ke dalam geometri yaitu topologi. bahkan ke teori bilangan dalam konteks konstruksi bilangan dan sebagainya.
.
#Bagaimana menerjemahkan set FSA atau gFSA atau gTM ke dalam program termasuk UTMnya?
Bismillah:
Pertama:
setiap state X = sebuah fungsi X
dimana:
nama fungsi dinamai menurut nama label state dan input yang boleh diterimanya
tetapi dalam kasus gFSA, nama fungsi adalah label state dan nama bahasa yang diterimanya, sedang di lokasi memory lain tersimpan kamus kata bahasa tersebut.
.
kemudian dalam body fungsi:
fungsi memiliki potongan kode yang melakukan aksi, aksi apa saja.
aksi minimal atau default adalah menulis string yang hendak ditulis di memory internalnya.
memiliki memory internal sebagai tempat menulis hasil aksinya.
.
fungsi menulis nama statenya di memory internalnya.
.
fungsi memiliki memory internal yang mencatat input yang masuk. (jika input lebih dari satu, misal dia gFSA yang menerima string suatu bahasa dan bahasa itu memiliki lebih dari satu string)
.
fungsi memiliki argumen yang menerima masukan input, terutama jika dia menerima suatu bahasa.
.
fungsi memiliki pencabangan if untuk setiap jenis input yang masuk, artinya bahwa:
memetakan setiap input ke aksi yang sesuai.
.
aksi fungsi boleh jadi adalah merubah suatu konfigurasi di memory utama, atau merubah suatu konfigurasi perangkat keras, ataumenjalankan sejumlah rule, dan sebagainya.
.
time atau clock bisa dimiliki oleh fungsi.
dia mencatat clock awal atau akhir dan sebagainya dalam aksi dan melakukan sinkroniasi dengan clock UTM atau progam luar.
.
fungsi ini adalah fungsi API X.
.
Kedua:
sebuah timed-FSA atau timed-gFSA atau timed-gTM ditulis sebagai sebuah himpunan fungsi API yang menggambarkan himpunan state dan inputnya.
.
sehingga jika sebuah UTM hendak mengeksekusi sebuah timed-FSA atau timed-gFSA atau timed-gTM maka dia memanggil kelompok fungsi2 API tersebut lalu mengeksekusinya.
.
Ketiga:
UTM adalah program utama yang mengeksekusi set fungsi API yang merepresentasikan sebuah timed-FSA atau timed-gFSA atau timed-gTM.
dia memiliki sejumlah memory (pita) menggunakan pita2 itu untuk mengatur, mengekskeusi, dan mensikronisasi antar fungsi API.
dia memiliki clock dalam bekerja yang membatasi kerja dia dalam mengeksekusi timed-FSA atau timed-gFSA atau timed-gTM.
clock UTM harus sinkron dengan clock timed-FSA atau timed-gFSA atau timed-gTM.
.
ALHAMDULILLAH, ALLAH MEMBERI PENGETAHUAN DAN MEMUDAHKAN, TAK ADA KEMUDAHAN KECUALI APA YANG DIMUDAHKANNYA.
——————————————————————————————
PEKERJAAN BERIKUT:
Konstruksi timed-gFSA
.
Konstruksi UTM atau timed-UTM untuk timed-gFSA
.
Konstruksi gTM
Konstruksi timed-gTM
Konstruksi UTM atau timed-UTM untuk timed-gTM
.
Konstruksi timed-FSA:
state = state seperti biasa, tetapi boleh ditambahkan suatu invarian (constrain waktu) dalam state.
transisi = input seperti biasa, hanya input simbol biasa tanpa time dari ekspresi stringnya. misal string (a,2)(a,3)(b,4) maka sebagai input hanyalah aab.
Sedang pada label transisi ini ada cosntrain berupa guard dan reset.
.
time pada (a,2)(a,3)(b,4), dipakai ketika dalam ekspresi run.
misal run: <S1,v1>–a/2–><S2,v2>–a/3–><S1,v3>–b/4–><S2,v4>
dimana v menyatakan time valuation yang menghitung guard, invarian, dan timed string, time string itu adalah time pada (a,2)(a,3)(b,4).
.
dengan cara ini kita dapat megkonstruksikan time-gFSA sebagai berikut?
pada graph gFSA, state boleh memiliki invarian, pada label transisi ada guard dan reset.
tetapi pada run dari gFSA,
run: <S1,v1>–aaac/2–><S2,v2>–baada/3–><S1,v3>–bbdb/4–><S2,v4>
dan proses perhitungan time valuation pada dasarnya sama tetapi mungkin juga memperhitungkan time dalam bahasa antar transisi itu.
.
Akan tetapi dalam suatu timed-automata, dapat diberikan lebih dari 1 clock, tetapi sebuah himpunan clock.
Sehingga sebuah time valuation v dapat merupakan sebuah himpunan clock, atau bisa juga kita menyebutnya vektor.
Misal clock {x,y,z}
maka vi bisa kita tulis vi=[x,y,z], atau vi=(x,y,z).
.
Sehingga suatu operasi valuasi v di setiap konfigurasi atau state, adalah operasi terhadap semua clock secara bersamaan atau sinkron.
.
Sebuah timed-gFSA dapat memiliki arti sebagai sebuah timed-automaton yang memiliki n buah clock, dan valuasi adalah sebuah vektor clock yang dioperasikan secara sinkron.
Operasi guard dan reset dalam suatu transisi atau invarian, dapat terjadi untuk k buah clock, dimana k=<n.
.
Definisikan run untuk timed-gFSA, dan demonstrasikan sebuah run di dalamnya.
Tetapi apakah arti jika bahasa yang ada dalam transisi adalah timed-L?
mulai dengan kasus sederhana:
(w,t)=(a,t1)(b,t2)(c,t3) dimana t1=t2=t3=t
.
Sekarang pertanyaanya adalah bagaimana mendemosntrasikan run untuk timed-gFSA?
.
——————————————————————————————
#REVIEW:
Fundamental Study A theory of timed automata*
Rajeev Ah-** and David L. Dill***
.
(1).
#Mengapa Rajeev menamakan timed transition table untuk gagasan fundamentalnya tentang timed-automata?
Ini karena bahwa selain sebuah timed transition table dapat dinyatakan dalam sebuah graph.
Pada hakikatnya dapat juga dinyatakan dalam sebuah tabel transisi.
.
Sebuah tabel transisi:
nama-nama kolom tabel adalah sebuah 5-tuple <s, s’,a, lambda, delta>
dan nama-nama vertikal sebagai nama-nama baris adalah state-state.
.
(2).
time valuation = clock interpretation atau some clocks interperation.
.
tetapi mengapa ada operasi aritmetik dasar, v+t dan t.v untuk interpretasi ini?
.
Penjelasna sebenarnya sebagai berikut:
sebenarnya Rajeev membangun konsep clock interpretation.
v adalah clock interpretation yang memetakan setiap clock ke bilangan ril.
akan tetapi jumlahan (misal v+t) atau perkalian secara aritmetik (misal t.v) terhadap waktu maka itu juga adalah clock interpretation.
yaitu:
misal v(x) |-> c interpretasi x yaitu v memetakan x ke c, maka v(x)+t atau t.v(x) adalah juga interpretasi x.
.
(3).
dikatakan bahwa v memenuhi konstrain delta jika hanya jika constrain delta adalah true jika mengunakan nilai waktu yang diberikan oleh v.
.
(6).
#Bagaimana kita melihat sifat general dari gagasan Rajeev tentang timed automata?
#Kuatkah landasan matematika dari “menggunakan framework timed-automata dari Rajeev” untuk merumuskn timed-gFSA?
Pertama:
Term “timed-automata”, sepertinya dimaksudkan untuk seluruh jenis graph automata. Tidak terbatas pada FSA.
Ini berarti Rajeev mengemukakan konsep ini secara general untuk seluruh jenis automata, baik itu FSA, PDA, LBA atau automata dari mesin turing.
Bahkan untuk automata nondeterministik, probabilistik, fuzzy dan kuantum.
.
Ini dapat dimengerti mengapa ada orang menggunakan paper Rajeev ini untuk menganalisa real time system menggunakan PDA.
.
Tetapi orang mengemukakan cara yang berbeda-beda untuk menganalisa reachability dari timed automata ini, misal reachability timed-automata untuk FSA, reachability untuk timed automata PDA, dan sebagainya. Masing-masing orang itu mengemukakan konsep region automaton yang berbeda bahkan berbeda dari yang diusulkan Rajeev, untuk menganalisa sifat reachability dari timed automata yang mereka buat.
.
Ini memberikan alasan matematika yang kuat bahwa timed-gFSA dapat dirumuskan dalam cara Rajeev, dengan melihat bahwa framework yang diusulkan Rajeev ini berlaku untuk seluruh jenis timed automata.
Artinya bahwa kita cukup menggunakan framework itu untuk merumuskan timed-gFSA
.
#Item-item formal apa yang disiapkan oleh Rajeev untuk membangun gagasan timed automata?
Pertama:
Item0: Ada sebuah himpunan clock X, dimana untuk setiap x elemen X maka x adalah clock dalam timed automata.
Ingat ini bukan clock dalam string input.
String input memiliki masing-masing time sendiri, yang bukan merupakan time dari timed automata.
.
Item1: Clock constrain, Rajeev mengemukakan sintaks formula dasar untuk constrain.
Yaitu:
d sebuah ekspresi constrain jika hanya jika ekspresi d adalah sebagai berikut:
d = true | false | x=<c | c=<x | d | d1 dan d2
.
Item2: Time valuation atau clock interpretation.
misal v adalah clock interpretartion dari x elemen X himpunan clock.
maka v memetakan x ke nilai rill.
sintaks dari clock interpretation x adalah sebagai berikut:
v = v(x) | v+t | t.v | [Y->t]v
.
Item2: Definisi formal Timed transition table, formalisme ini sepertinya bertumpu pada bentuk FSA. Kita mungkin dapat memperluas ini untuk sebarang bentuk untuk PDA, LBA, TM, UTM, gFSA.
.
Item3: Definisi run untuk timed automata. Konstruks definisi run juga untuk timed-gFSA.
.
#Apakah sebenarnya arti filosofis dan sekaligus praktis dari konsep time valuation atau clock interpretation dari Rajeev?
Time valuation v = nilai clock pada suatu state ketika terjadi run.
Ini memberikan suatu imajinasi bahwa himpunan clock itu berubah-ubah dari state ke state ketika terjadi run, dan nilai-nilai perubahan itu adalah time valuastion v atau clock interpretation v.
.
#Bagaimana kita melihat konsep timed transition tables adalah sebuah himpunan rekord semata atau sebuah tabel semata sebagaimana dalam konsep basisdata. Sebuah pandangan yang berbeda dengan konsep tabel transisi state yang biasa dimana nama2 kolom adalah iput dan nama-nama baris adalah state?
Pertama:
Kita pada dasarnya dapat melihat gagasan timed transition tables sebagai benar-benar tabel biasa dalam konsep basis data, sehingga sebuah tabel (timed transition tables) adalah benar-benar tabel memodelkan sebuah sistem, sebuah real time system, sebuah timed automata, tetapi juga sebuah graph automata.
.
Kedua:
Sebuah timed transition tables pada dasarnya diekspresikan oleh Rajeev sebagai:
tabel ini dinamai sebagai 5-tupel yatu <Sigma, S, S0, C, E> dimana
Sigma adalah finite alphabet
S adalah finite state
S0 subset S
C adalah finite set dari clock
E adalah himpunan relasi 5-tupel yaitu E subset SxSxSigmax2^cxSetConstrain
yaitu <s,s’,@i,lambda,delta>
.
Rekord = transisi
Rekord = <s,s’,@i,lambda,delta>
Tabel transisi = Himpunan rekord = Himpunan transisi = Himpunan <s,s’,@i,lambda,delta>
.
Ketiga:
Jadi berdasarkan pandangan ini, sebuah timed automata hanyalah sebuah himpunan rekord transisi.
Himpunan rekord ini menyatakan mekanisme timed automata secara lengkap.
.
Keempat:
dengan pandangan yang sama kita dapat merumuskan suatu generaliasi pandangan:
Automata = himpunan rekord transisi.
timed-Automata = himpunan rekord timed-transisi.
FSA = himpunan rekord transisi FSA
gFSA = himpunan rekord transisi gFSA
PDA = himpunan rekord transisi PDA
LBA = himpunan rekord transisi LBA
TM = himpunan rekord transisi TM
.
kita dapat melihat seluruh automata itu sebagai himpunan rekord semata, atau seluruh mesin itu sebagai himpunan rekord semata.
Ini memberi pandangan yang berbeda bahwa automata atau mesin adalah himpunan instruksi.
.
Hasil ini dapat kita generalisir lagi sebagai:
Sebarang model komputasi hanyalah himpunan rekord transisi semata.
.
Kelima:
#IDE:
Kita dapat melihat bahwa sebuah himpunan mesin atau himpunan automata dapat dimodelkan sebagai sebuah model data, dan kemudian dapat kita rumuskan sebagai sebuah basisdata dimana padanya mungkin dapat kita konstruksikan gagasan relasional antar mesin.
.
Contoh konstruksi basisdata yang memodelkan sebuah himpunan mesin:
Ada tabel transisi untuk mesin 1
Ada tabel transisi untuk mesin 2
Ada tabel clock untuk semua mesin
Ada tabel constrain untuk semua mesin
Ada tabel state
Ada tabel input
Dan sebagainya.
.
Kita mungkin dapat menggunakan gagasan relasional dalam basisdata untuk membangun sejumlah mesin yang bekerjasama secara relasional.
.
Kita dapat membangun suatu definisi sebagai berikut:
DU buah mesin bekerja secara bersama-sama relasional jika hanya jika terdapat hubungan relasional antar keduanya sebagai hubungan relasional dua buah tabel.
.
Kita juga mungkin dapat mendefinisikan bahwa:
Sebuah run dalam basisdata ini adalah sebuah query terhadap sebuah mesin atau sejumlah mesin.
#END IDE.
.
(5).
#Apa arti ekspresi time valuation v yang ditulis RAjeev sebagai [yi->0](vi+t.i+1-t.i)
v adalah [yi->0](vi+t.i+1-t.i)
yaitu sebagai berikut:
Semua clock yang tidak mendapat constrain atau tidak disebut dalam constrain adalah direset ke 0, sedang yang mendapat constrain tapi juga mendapat reset maka tetp direset, sedang yang constrain dan tidak reset maka dihitung menggunakan (vi+t.i+1-t.i).
Sedang v adalah clock interpretation untuk semua clock dalam timed automata.
.
(5a).
#Apa arti ekspresi time valuation v yang ditulis RAjeev sebagai [yi->0](vi+t.i+1-t.i)?
[yi->0](vi+t.i+1-t.i) memiliki arti sebagai berikut:
pada awal run, semua clock direset ke 0 pada state awal. yaitu [yi->0].
.
kemudian pada state berikutnya ketika run berjalan clock berjalan menjadi (vi+t.i+1-t.i).
.
setelah clock berjalan atau diinterpretasikan sebagai (vi+t.i+1-t.i), maka dilakukan evaluasi yaitu bahwa hasil interpretasi (vi+t.i+1-t.i) harus memenuhi atau konsisten dengan constrain (invarian dan guard) dan reset.
.
Selama (vi+t.i+1-t.i) berada dalam invarian atau guard maka dia tetap pada hitungan (vi+t.i+1-t.i). Jika berbeda maka yang diambil adalah nilai minimum atau maksimum (vi+t.i+1-t.i) yang memenuhi guard atau invarian.
Jika dia terkena reset maka nilai yang diperoleh dari (vi+t.i+1-t.i) harus direset.
.
Sebuah baris clock yang dinterpretasikan dalam suatu run, state ke state misal ada 2 clock yaitu clock y1 dan y2:
[0,0] -> [2,3] -> [4,5] -> ….-> [0,3] dst
ini disimbolkan sebagai berikut:
[yj->0] –> [vj1 + t1-t0] –> dst
Lalu ditulis saja:
[yi->0](vi + t.i-t.i-1)
.
(6).
#Apa yang dimaksud dengan nested looping pada graph automata?
pertama:
Secara sederhana, sebuah nested looping pada graph automata adalah sebuah state dengan transisi ke dirinya sendiri.
.
Kedua:
Secara umum, sebuah nested looping dalam graph automata adalah sebuah path transisi atau run dalam automata yang membentuk siklus transisi.
jadi misal state A memiliki transisi ke B, tetapi pada B terdapat transisi ke A kembali. Maka state A dan B membangun suatu nested looping.
.
Ketiga:
Kompleksitas sebuah nested looping yang tidak bercabang dalam dirinya atau maksimal ada 1 nested looping lagi dalam dirinya, misal ada n looping tersarang ke dalam dirinya, maka komlpleksitasnya adalah O(x^n), jika terdapat pencabangan looping dalam dirinya sehingga terdapat lebih dari satu nested looping dalam dirinya maka kompleksitasnya adalah logaritmik.
.
Keempat:
#Bagaimana cara menghitung kompleksitas automata (FSA dsb)?
dengan menganalisa jumlah nested looping dalam dirinya dan pencabangan dan sebagainya.
misal terdapat nested1 dengan kompleksitas x^3 lalu disebelahnya ada nested2 lain dengan komlleksitas x^2 lalu berikutnya ada transisi dengan kompleksitas x lalu 3 buah transisi unik ke yang lain maka FSA ini memiliki kompleksitas O(x^3 + x^2 + x + 3).
.
#Bagaima cara menghitung kompleksitas dalam mesin turing atau UTM?
Akan tetapi jika kita mensimulasikan FSA ini atau sebarang automaton ke sebuah UTM, maka kompleksitas ruang dan time bisa dihitung dalam cara mesin turing.
Cara hitung kompleksitas dalam mesin turing adalah sebagai berikut:
jika sebuah automata dapat diselesiakan dalam satu pita maka dia polinomial
jika bercabang dalam 2 pita atau 3 pita atau n pita secara sekali maka dia logaritmik.
jika bercabang dalam n pita setersunya untuk setiap pecahan bercabang m lagi maka kompleksitasnya adalah eksponensial.
jika pencabangan itu bersifat nondeterministik maka itu berrati dia nondeterministik polinomial.
.
SELANJUTNYA BEBERAPA HAL RUMIT TENTANG TIMED AUTOMATA DARI RAJEEV?
Apakah yang dia maksud dengan language?
Mengapa dia menggunakan TBA untuk mendefinisikan language?
mengapa bukan FSA saja?
Apa kelebihan TBA?
Apa kelebihan TMA?
Tinjau mulai dari awal lagi:
(1).
Modal logics and w-automata for qualitative temporal reasoning about concurrent
systems have been studied in great detail.
.
Ini menggambarkan latar belakang gagasan timed automata dari Rajeev.
Latar belakang gagasan timed automata = Modal logics and w-automata for qualitative temporal reasoning about concurrent systems.
.
#Tentang mengapa di timed?
ini mestinya berkaitan dengan term “temporal” sebagai bentuk penalaran dalam memahami concurrent system.
.
#Tentang mengapa dia menggunakan language L yang infinite?
L infinite yang diamksud adalah language L yang setiap stringnya adalah memiliki panjang infinite.
.
#Mengapa string L harus infinite?
Ini berkiitan dengan penalaran temporal.
Penalaran temporal = modal logic yang dikonstruksikan bersama term waktu untuk suatu penalaran yang runtun waktu.
tetapi waktu itu infinite ke depan.
Dalam hal ini, Rajeev harus memandang sebuah real time system yang mencoba untuk bekerja terus menerus dalam waktu.
Bekerja terus menerus dalam waktu itu berarti menerima input terus menerus dalam waktu.
Menerima input terus menerus dalam waktu itu berarti menerima input string yang panjangnya infinite.
Menerima input yang panjangnya infinite, itu berarti sebuah real time system haruslah dilihat sebagai sebuah w-automaton, yaitu sebuah TBA atau TMA (timed buchi automaton atau timed muller automaton).
Ini menjawab pertanyaan:
#Mengapa Rajeev menggunakan infinite L (regular) dan mengapa TBA atau TMA?
Karena sebuah real time system lebih cocok dimodelkan oleh sebuah TBA atau TMA dengan panjang input infinite yaitu menggunakan bahasa timed-L regular yang infinite.
.
Itulah sebabnya postulat timed menggunakan sifat monoton dan sifat selalu ada t>Nt (sifat terus menerus atau infinite).
.
#Bagaimana kita membawa ide Rajeev ini ke disertasi?
#Apa perbedaan ide timed dalam disertasi dan dalam ide Rajeev ini?
Dalam ide Rajeev:
Gagasan timed ditujukan kepada real time system sebagai mesin yang berputar atau bersiklus atau hidup terus menerus, sehingga mestilah menerima input string yang panjangnya infinite dari suatu bahasa regular yang infinite.
.
Pada disertasi, input adalah suatu yang finite karena diberikan oleh manusia sebagai kata yang panjangnya finite yang diberikan kepada mesin AR. Manusia tidak mungkin memberikan input infinite kepada mesin AR.
Sehingga postulat waktu dari Rajeev dibatasi hanya kepada sifat monoton naik, tidak kepada sifat t>Nt (terus menerus).
Juga dibatasi kepada automata FSA, bukan kepada w-automaton (TBA dan TMA).
ini berarti pengembangan timed-automata disertasi dalam wawasan:
timed-automata untuk FSA, bukan w-automata
timed-automata untuk gFSA, bukan generalized w-automata (timed-gBA dan timed-gMA)
timed-automata untuk gTM, bukan sebuah TM yang automatanya adalah w-automata.
dan UTM pun dibangun untuk timed-FSA, timed-gFSA, timed-gTM, bukan untuk w-automata.
.
Akan tetapi kita dapat menempatkan ide RAjeev ini tentang w-automata pada bagian akhir disertasi sebagai pengembangan gagasan, tetapi bukan dimaksudkan untuk menerima input user sebagai bahasa interaksi. karena bahasa interaksi manusia-mesin pada kenyataanya tidak mungkin infinite (manusia tidak abadi untuk memberi input terus menerus).
.
Konsep timed-L yang dibangun dalam bahasa adalah bukan timed-L yang stringnya infinite. tetapi finite. Tetapi konstruksikan saja bahasa yang finite atau infinite (boleh infinite) dan tak terbatas regular tetapi diseluruh tipe bahasa Chomsky.
.
(2).
Modal logics and w-automata for qualitative temporal reasoning about concurrent
systems have been studied in great detail.
.
#Mengapa Rajeev perlu mengemukakan ide timed-automata sedang orang telah mengemukakan gagasan yang rinci tentang modal logics dan w-automata untuk qualitative temporal reasoning, dimanakah letak gap nya?
Pertama:
modal logics dan w-auotama yang dikemukakan orang sebelumnya tidak benar-benar menghitung waktu dalam penalarannya, tetapi semata tempo yang qualitatif (qualitative temporal reasoning ).
Kebanyakan digunakan untuk menalar representasi automata yang bukan timed, tetapi dinalar dalam qualitative temporal reasoning .
.
Rajeev mengemukakan gagasan yang stright pada gagasan waktu dalam arti yang quantitatif, sebagai hitungan bilangan waktu.
Yaitu dengan memperkenalkan bahasa yang timed dan automata yang timed.
kemudian orang boleh membangun gagasan yang analogi qualitative temporal reasoning diatasnya. Yaitu dengan membangun modal logics dan w-automata diatas konsep timed language dan timed-automata.
.
Lebih gamblang yaitu:
Rajeev menerapkan gagasan timed-language dan timed-automata kepada w-automata.
Lalu kemudian siap dinalar menggunakan modal logic baik dalam arah linier time atau tree dsb.
.
#Penjelasan yang lebih tentang gap ide sehingga Rajeev terinspirasi mengemukakan ide timed automata:
Pertama:
Dimasa sebelumnya, orang memodelkan sistem dalam berbagai cara (kebanyakan mungkin bukan dengan automata, karena automata lebih banyak ditujukan kepada komputasi, sedang sistem secara umum pengertiannya tidak ditujukan sebagai mesin komputasi atau komputer, tetapi secara umum, mesin disebut sebagai sistem kontrol atau sistem saja atau real time system aja).
.
Akan tetapi setiap sistem itu jika bekerja maka dikatakan mengeksekusi input yang diberikan kepada sistem.
.
Secara umum, perilaku sistem secara umum hanyalah kumpulan eksekusi input sepanjang waktu.
eksekusi = run = trace atau jejak jalannya mesin.
.
Secara umum:
sistem = himpunan trace eksekusi.
.
akan tetapi untai trace eksekusi menghasilkan untai input yang sepadan sehingga secara hakiki, setiap sistem (sistem kontrol) menghasilakan himpunan string.
Ini berarti setiap sistem adalah sepadan dengan sebuah language atau bahasa.
Jika sistem dianggap bekerja terus menerus sehingga dianggap menghasilkan string yang panjangnya tak hingga, maka languag L yang dihasilkan sistem adalah infinite L (L dengan string2 yang infinite).
Tetapi boleh juga sistem menghasilkan bahasa yang finite.
.
Tetapi, karena sistem kontrol sepadang dengan sebuah bahasa L, maka masuk akal bahwa spesifikasi dan verifikasi sistem kontrol pada sistem kontrol adalah ekivalen dengan spesifikasi dan verifikasi terhadap bahasa L.
Kan tetapi spesifikasi dan verifikasi terhadap bahasa L adalah dengan menggunakan automata.
Sehingga spesifikasi dan verifikasi sistem kontrol dapat secara ekivalen dilakukan dengan menggunakan semata automata.
Ini adalah pandangan yang berbeda dimana orang-orang sebelumnya menggunakan modal logic dan w-automata untuk spesifikasi dan verifikasi secara langsung ke sistem kontrol.
.
(3).
#Apakah sebenarnya pengertian model dalam model checking?
Model dalam model checking adalah:
sistem = himpunan trace eksekusi.
model adalah graph dari trace eksekusi itu.
.
Sehingga model checking adalah checking terhadap trace eksekusi tersebut.
.
Persoalan dasarnya mungkin adalah sebagai berikut:
Bagaimana memeriksa reachability setiap node dalam graph model?
.
Orang-orang sebelumnya melakukannya dengan merambatkan pernyataan modal logic didalamnya, sehingga true dan false setiap node dapat ditinjau.
.
tetapi Konsep Rajeev menggunakan timed-automata, dia tidak perlu merambatkan pernyataan modal logika pada trace tersebut. tetapi cukup memeriksa sifat reachability dari timed-automatanya maka itu sepdaan dengan tinjauan reachbility pada model trace.
.
#Bagaimana konsep model dalam gagasan Rajeev dibanding konsep model checking?
model dalam model checking adalah graph himpunan trace, dan reachbility untuk tiap node dalam graph diperiksa dengan modal logic.
.
tetapi model itu pada dasarnya adalah sebuah bahasa L, sedang bahasa L dapat direpresentasikan oleh automata.
maka model dalam model checking dapat direpresentasikan oleh automata, sehingga segala tinjauan reachbility pada graph eksekusi (model) adalah sepadan dengan tinjauan reachbility pada automata.
.
Kemudian jika model merepresentasikan perilaku sebuah sistem yang finite-state pada trace eksekusinya, maka automata yang sepadan dengan model adalah finite state automata (FSA).
.
Kemudian jika model merepresentasikan perilaku sistem yang infinite-state pada trace eksekusinya, maka orang menggunakan w-automata.
.
Kemudian jika model merepresentasikan perilaku sistem yang real time, maka Rajeev menggunakan timed-automata.
.
#Bagaimana kita meringkas cara verifikasi sistem menggunakan timed-automata?
Sebuah sistem kontrol K hendak diverifikasi.
Konstruksikan bahasa L yang menghimpun seluruh trace eksekusi K.
Buat timed-automata tM yang menerima L.
Periksa reachbility tM dengan cara membuat region automaton tM.
Periksa recahbility region automaton tM.
Selesai.
.
#Dimana letak perbedaan penggunaan timed-automata dalam paper Rajeev dengan penggunaan timed-automata pada disertasi?
timed-automata pada Rajeev digunakan untuk melakukan verifikasi sistem kontrol atau sebarang sistem.
.
timed-automata pada disertasi digunakan untuk interpreter atau compiler bagi bahasa interaksi.
.
#Mengapa dalam konsep verifikasi dan konsep Rajeev adalah penting meninjau tentang kelas-kelas bahasa?
Ini karena setiap model (set trace eksekusi) dari sistem kontrol atau sistem secara umum dipandang sebagai suatu bahasa.
Sehingga analisis model menjadi semata analisis bahasa.
Analisis bahasa tentunya meliputi:
Emptiness sebuah bahasa L (apakah bahasa ini kosong atau tidak?)
Kelas-kelas bahasa atau dikelas mana suatu bahasa (yang juga berarti dikelas mana suatu model atau sistem kontrol)
Kelas dibuat berdasarkan jenis automata yang menerimanya sehingga dengan mengetahui kelas maka automata ekivalennya lebih mudah untuk dikonstruksikan.
Kompleksitas komputasi dari model adalah dengan menghitung kompleksitas dari automata ekivalen yang menerima bahasa representasi model.
.
#Mengapa mereka fokus menyelidiki w-regular languages?
Karena dari semua penelitian-penelitian mereka, pada umumnya mungkin seluruh bahasa yang dihasilkan oleh sebuah sistem kontrol atau representasi model adalah termasuk dalam kelas w-regular language.
w-regular language dapat diterima oleh suatu TBA atau TMA.
Itulah sebabanya teori-teori verifikasi berkembang dalam arah eksplorasi kelas bahasa w-regular language.
.
Itulah juga sebabnya Rajeev menerapkan gagasan timed-automata di atas w-regular language dan w-automata (TBA dan TMA).
.
#Bagaimana rumusan dasar Rajeev pada paper ini dalam mengemukakan gagasan timed-automata?
Yaitu sebuah framework teori timed-automata yang dibangun diatas w-language (infinite string) dan w-automata.
disingkat:
timed-w-language (timed-w-L)
timed-BA (TBA) dan timed-MA (TMA)
.
Disini tampak jelas bahwa framework timed-automata ditujukan kepada kelas bahasa w-regular language, sebagai trend dalam penelitian, mungkin trend dalam penelitian model checking.
.
Yaitu framework timed automata ditujukan untuk memverifikasi model (set trace eksekusi) yang membangun w-regular language.
.
(4).
Although the decision to abstract away from quantitative time has had many
advantages, it is ultimately counterproductive when reasoning about systems that
must interact with physical processes; the correct functioning of the control system of
airplanes and toasters depends crucially upon real-time considerations.
.
Ini menunjukkan sebuah gap dimasa sebelumnya bahwa konsep time dalam sistem kontrol tidak terlalu bagus jika sistem kontrol itu berinteraksi secara real time dengan yang lain. Yaitu bahwa konsep time itu hanya ditujukan banyak kepada sistem kontrol yang bekerja sendiri dalam waktu.
.
We would like to be able to specify and verify models of real-time systems as easily as qualitative models.
.
Tetapi telah ada yang meninju model yang real time yaitu menggunakan qualitative mode (modal logic).
.
Our goal is to modify finite automata for this task and develop a theory of timed finite automata, similar in spirit to the theory of o-regular languages. We believe that this should be the first step in building theories for the real-time verification problem.
.
Rajeev menawarkan quantitative mode untuk real time system, dan membawanya atau menggunakannya juga kepada analisis w-regular language.
.
(5).
For simplicity, we discuss models that consider executions to be infinite sequences
of events, not states (the theory with state-based models differs only in details). Within
this framework, it is possible to add timing to an execution trace by pairing it with
a sequence of times, where the ith element of the time sequence gives the time of
occurrence of the ith event. At this point, however, a fundamental question arises:
what is the nature of time?
.
#Apa langkah filosofis pertama dari Rajeev dalam mengkonstrusikan teorinya?
Tentunya kembali pada dasar permasalahan atau dasar problem solving. Dasar problem solvingnya adalah:
Memebangun analisis real time pada model maka itu berarti membangun timing pada model, sehingga pertanyaan awal bisa dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimana memberi timing pada setiap trace dalam model?”
.
Rajeev pertama kali merumuskan trace sebagai:
consider executions to be infinite sequences of events, not states (the theory with state-based models differs only in details).
Yaitu bahwa:
executions = infinite sequences of events, bukan infinite sequences of states.
perbedaanya sebagai berikut:
event = tupel dari state dan timing, jadi node dari pada trace adalah sebuah 2-tupel yaitu <state,time>.
dikatakan event atau peristiwa karena ada waktu, waktu secara filosofis menyatakan peristiwa.
timed disini adalah nilai (interpretasi waktu) dari semua clock yang ada dalam sistem (automata).
secara umum, dalam konsep infinite sequences of events, yaitu run sebagai event to event atau peristiwa ke peristiwa.
.
jika dikatakan infinite sequences of states, itu berati run sebagai state to state.
.
#Apa perbedaan konsep run Rajeev dengan konsep run model checking sebelumnya?
Lihat paragraf di atas sebelumnya, disinilah perbedaan kosep run dari Rajeev dengan konsep run pada konsep modal logic pada model checking sebelumnya.
.
(6).
When the systems are finite-state, as many are, we can use finite automata, leading to effective constructions and decision procedures for automatically manipulating and analyzing system behavior.
.
#Pertanyaan 1:
Bagaimanakah sebenarnya mereka menggunakan finite state automata untuk for automatically manipulating and analyzing system behavior?
Apakah yang dimaksud dengan memanipulasi system behaviour?
Apakah itu berarti memanipulasi trace?
Menambah atau mengurangi input? itu berarti memanipulasi bahasa L (representasi model)?
Menambah atau mengurangi state? itu berarti memanipulasi automata?
Secara umum mestilah berarti memanipulasi automata representasinya, yang bisa merujuk juga kepada perubahan bahasa L nya.
.
analyzing system behavior?
Adalah berarti memeriksa reachabilitynya.
dan kompleksitas langkah-langkah kerja sistem, apakah dia bisa menyelesaikan suatu pekerjaan dalam kompleksitas PSPACE atau tidak?
.
eading to effective constructions and decision procedures?
Itu berarti bahwa langkah2 manipulasi itu disusun dalam suatu tata cara konstruksi dan prosedur decision yang effectif (dalam suatu langkah2 yang algoritmik, suatu meta-algoritma).
.
(7).
The universal acceptance of finite automata as the canonical model of finite-state computation can be attributed to the robustness of the model and to the appeal of its theory.
In particular, a variety of competing formalisms – nondeterministic Biichi automata,
deterministic and nondeterministic Muller automata, w-regular expressions, modal
formulas of (extended) temporal logic, and second-order formulas of the monadic
theory of one successor (SlS)- have the same expressiveness, and define the class of
w-regular languages.
.
Bagian ini menjelaskan bahwa FSA yang merupakan model kanonik (konsisten) dari finite-state computation mencukupi untuk melakukan verifikasi dan spesifikasi model.
.
Tetapi terdapat beberapa formalisma yang mirip yang berkompetisi yaitu:
nondeterministic Biichi automata, deterministic and nondeterministic Muller automata, w-regular expressions, modal formulas of (extended) temporal logic, and second-order formulas of the monadic theory of one successor (SlS).
.
Secara sederhana formalisma2 ini pada ujungnya membangun suatu kelas bahasa yang sama. Yaitu kelas bahasa w-regular language.
.
Itulah sebabnya orang banyak mendasarkan teori verifikasinya pada kelas bahasa w-regular language, sebagai bentuk sepadan dari teori-teori sebelumnya.
.
Ini dapat kita pahmi sebagai berikut, misal:
nondeterministic Biichi automata (NBA), deterministic and nondeterministic Muller automata (DMA dan NMA), w-regular expressions (w-regex), modal formulas of (extended) temporal logic (TL), and second-order formulas of the monadic theory of one successor (SlS).
Maka jika secara berturut-turut mereka membangun bahasa L(NBA), L(DMA), L(NMA),
L(w-regex), L(TL) dan L(S1S) maka:
{L(NBA), L(DMA), L(NMA), L(w-regex), L(TL), L(S1S)} = kelas w-regular language
.
Ini menyebabkan orang mengeneralisir gagasan verifikasi menjadi sebarang formalisma yang membangun kelas w-regular language.
.
(8).
Modal logics and w-automata for qualitative temporal reasoning about concurrent systems have been studied in great detail.
.
#Modal logics and w-automata for qualitative temporal reasoning?
Ini menjelaskan bahwa konsep modal logics digunakan bersama-sama dengan w-automata untuk membangun qualitative temporal reasoning.
Disini perbedaan w-automata dalam konteks modal logics dengan w-automata dalam konteks quantitatif Rajeev.
Rajeev menggunakan w-automata untuk mengkonstruksikan analisis yang quantitatif (time) terhadap sistem kontrol.
.
(9).
Modal logics and w-automata for qualitative temporal reasoning about concurrent systems have been studied in great detail. These formalisms abstract away from time, retaining only the sequencing of events. In the linear time model, it….
.
Ini memiliki arti bahwa formalisma yang menggunakan modal logics + w-automata telah dikembangkan orang sangat jauh, yang tersisa tampaknya hanya pada bagaimana cara melakukan sequencing of events.
Salah satu cara sequencing of events adalah linier time model.
Rajeev sepertinya menjadikan ini sebagai batasan teorinya. atau tempat awal mula pertumbuhan teorinya. Selanjutnya mungkin bisa dibangun untuk selain linier time model.
.
#Akan tetapi yang menjadi pertanyaan:
Bahasa apakah yang dibangun oleh model jika bukan linier time model?
Tetapi secara umum, mestilah dia membangun suatu bahasa dalam berbagai tipe atau salah satu tipe dari bahasa chomsky.
.
#Mengapa Rajeev secara intrinsik berpendapat bahwa real time systems tidak cukup dianalisa menggunakan qualitatif model atau qualitatif temporal reasoning?
Ini karena term “real time” sudah merujuk kepada nilai rill dari waktu.
Nilai rill waktu adalah quantitatif, bukan qualitatif. Sehingga perlu dibangun FSA atau w-automata yang dilekatkan hitungan quantitatif waktu di dalamnya.
Untuk itulah Rajeev merasa perlu membangun gagasan quantitaif yang disebutnya timed-FSA atau timed-w-automata.
.
Langkah pertama Rajeev dalam menyusun model yang quantitatif adalah dengan mendefinisikan ulang konsep trace yang membangun model yaitu timed-trace.
.
#Bagaimana memperluas gagasan Rajeev untuk diluar linier time model?
Yaitu cukup dengan menggunakan timed-node untuk mengkonstruksikan graph eksekusi.
Graph eksekusi boleh linier, boleh membentuk pohon eksekusi dan sebagainya graph eksekusi. Akan tetapi node nya adalah timed-node.
.
Kemudian mengembangkan time-L yang dibangun diatas timed-grammar untuk seluruh bahasa dalam tipe bahasa dari chomsky.
.
Selanjutnya menjadi pertanyaan penting bagi Rajeev adalah bagaimana merumuskan waktu pada model?
#Bagaimanakah sebenarnya natur atau sifat alami dari waktu?
Rajeev perlu memahami ini karena dia ingin menggunakannya sebagai dasar filosofi untuk membangun postulat dasr waktu bagi model.
Misal natur waktu yang dia postulatkan secara implisit atau eksplisit adalah:
1. Waktu t adalah bilangan rill (t elemen R+)
2. Waktu monoton naik terus menerus.
3. Untuk setiap bialngan asli N yang ditetapkan, selalu ada waktu t dimana t>N.
.
Tredapat 2 model watu yang dirumuskan orang:
discrit time, fictious time dan dense time.
Rajeev memilih dense time karena lebih natural sedang yang lain dengan mudah dapat dimanipulsi, dihilangkan sehingga seakan2 akan sistem tak perlu mempertimbangkan waktu.
Dalam paper ini dijeklaskan bagaimana discrit time dan fictious time dengan mudah dapat dihilangkan dalam trace eksekusi.
.
Untuk iniliha Rajeev membangu teori timed yang diharapkannya lebih natural dan sesuai.
.
(10).
#Pertanyaan 2:
bahasa apakah sebenarnya yang dibangun model?
Maksudnya string apakah yang dia bangun?
Apakah string state?
Ataukah string input?
.
Sepertinya ini string state atau secara umum string events.
Karena string seperti ini menggambarkan dengan jelas behaviour dari sistem, bagaimana events ke events sistem bekerja.
.
(11).
#Mengapa Rajeev terinspirasi mengemukakan ide untime?
Sepertinya ini terbawa dari kebiasaan untuk menghilangkan waktu pada permodelan waktu discret time atau fictious time. Rajeev mencoba mengeneralisir konsep untime pada discret time dan fictious time ke dense time, tetapi dengan cara pandang yang berbeda atau lebih luas.
.
(12).
#Bagaimana overview atau pandangan global dari usulan teori Rajeev?
Pertama:
[1]DASAR GENERALISASI TIMED AUTOMATA: timed automata adalah perluasan w-automata dengan cara memberi w-automata timing.
.
[2]INPUT TIMED AUTOMAT: timed automata menerima timed words (sebelumnya belum pernah ada gagasan tentang automata yang menerima timed words, kecuali hanya sebatas pemberian constrain dalam transisi dan sifat-sifatnya).
.
[3]FISIK TIME AUTOMATA: timed automaton dalah sebuah FSA + finite clocks.
.
[4]SIFAT CLOCK: clock bersifat dapat direset (contoh reset x=0, x adalah clock) dan elapsed time (selisih waktu) adalah terpelihara dalam track atau transisi ke transisi (ii dinyatakan dalam rumus vi + t.i-t.i-1).
Nilai atau interpretasi clock menaati constrain waktu yang ada di tiap transisi (konsep invarian sepertinya tidak dikenal dalam gagasan timed automata, tetapi itu mungkin dengan memodifikasi rumus elapsed time yang mempertimbangkan invarian)
.
[5]TIMED AUTOMATA MENGCAPTURE KONSEP: features such as liveness, fairness, and nondeterminism; and quantitative features such as periodicity, bounded response, and timing delays.
.
[6]SIFAT TRANSISI: transisi bersifat taat constrain waktu.
.
[7]DASAR FORMALISMA: teori timed automata Rajeev adalah formal language theory. Ini memiliki arti bahwa teori Rajeev mengarahkan konstruksi postulat2 dan teorema2 yang koheren dan meniru sifat2 atau teorema2 yang ada dalam formal language theory.
.
[8]CAKUPAN TINJAUAN TEORI: deterministic dan nondeterministic.
.
[9]ACCEPTENCE CRITERIA DARI AUTOMATA: buchi dan muller conditions.
.
[10]SIFAT2 YANG POPULER DIKONSTRUKSIKAN SEBAGAI BAWAAN DARI FORMALISMA LANGUAGE THOERY:
sifat closure, closed, boolena operations, union, interscetion dan emptiness.
.
[11]SIFAT-SIFAT LAIN YANG UMUM UNTUK KOMPUTASI YANG DITURUNKAN:
secara umum adalah sifat-sifat dalam decision problem dan kompleksitas.
.
[12]HASIL PRAKTIS DARI TEORI ADALAH:
algoritma untuk melakukan verifikasi (algoritma yang dibangun diatas pandangan teori timed automata).
algoritma yang digunakan untuk membuktikan correctness suatu finite-state real-time systems sebarang.
.
[13]KONSEP BAWAAN DARI PENELITIAN SEBELUMNYA YANG DIGENERALISIR KE DALAM TEORI:
konsep untime.
konsep ini berasal secara implisit dari berbagai teori yang dikembangkan sebelumnya tetapi menggunakan model waktu discret time atau fictious time. digeneralisir ke dalam konsep dense time. dense time adalah model waktu yang digunakan oleh timed automata.
.
[14]HUBUNGANNYA DENGAN GAGASAN MODAL LOGIC DALAM VERIFIKASI SISTEM SEBELUMNYA:
teori Rajeev adalah perluasan gagasan qualitatif modal logic menjadi gagasan yang qualitatif sekaligus quantitatif dengan menambhakn nilai quantitatif waktu (time) pada trace eksekusi dari model.
.
[15]KETERBATASAN TEORI RAJEEV:
dia hanya membangun teori ini untuk cara pandang linier time model pada model yang dihasilkan oleh suatu finite state real time system.
kita mungkin dapat memperluas teori ini untuk sebarang graph time model.
.
#Apakah qualitatif reasoning dan quantitatif reasoning?
qualitatif reasoning = deduksi yang aturan2nya didasarkan pada aturan2 qualitatif. seperti: rule-rule logika (rule2 dasar yang dibentuk dari modal logic dan sebagainya), spesifikasi-spesifikasi formal yang ditulis secara qualitatif (proposisi2 logika atau ekspresi n-order logic), dan sebagainya.
.
quantitatif reasoning = deduksi yang aturan2 deduksinya didasarkan pada aturan2 quantitatif. misal didasarkan pada ekspresi2 numerik, aritmetika dan sebagainya.
elapsed timed dalam timed automata (vi+t.i-t.i-1) adalah aturan yang merupakan ekspresi aritmetika.
dan rajeev menggunakan ekspresi aritmetika ini untuk menalar trace eksekusi.
.
#Pertanyaan 3:
Dimanakah posisi w-regular language? di awal sebagai input atau diakhir sebagai representasi tarce eksekusi?
Dimanakah posisi w-automata? diawal sebagai representasi sistem kontrol atau sebagai kosntruk padananan dari w-regular languge yang merepresentasikan model?
.
#Dimanakah posisi teori Rajeev diantara teori2 lain (tinjaun related work)?
#END REVIEW.
——————————————————————————————
#REVIEW:
Revisiting Reachability in Timed Automata
Karin Quaas°, Mahsa Shirmohammadi:, James Worrell.
.
(1).
#Pertanyaan1:
Bagaimanakah mereka membangun gagasan untuk menganalisa Reachability suatu timed-automata?
Apa gagasan dasarnya?
.
Pertanyaan tentang Reachability = pertanyaan tentang decideablity.
Reachability = suatu analogi dari halting problem.
.
Halting problem = Apakah dapat diputuskan dengan algoritma/mesin bahwa suatu program akan halting atau tidak untuk input string yang diberikan kepadanya?
Tetapi ini undecideable.
.
Reachability problem = Apakah terdapat suatu algoritma yang dapat memutuskan bahwa setiap state dalam sebuah automata adalah tercapai? [rumusan ini masih belum jelas].
.
(2).
#Apakah binary reachability?
binary reachability = (yes,no) reachability atau (0,1) reachability.
ini mungkin juga memiliki arti bahwa ketika timed automaton diterjemahkan ke region automaton untuk menghitung reachability, tiap-tiap region itu dinyatakan kedalam komninasi biner.
Misal region A = 111001
dan sebagainya.
.
#Apakah region-automaton?
Jika dalam timed-automaton, konfigurasi dinyatakan oleh tupel state dan time, tepatnya time valuation, yaitu <S,v>.
Maka dalam region-automaton, konfigurasi dinyatakan oleh tupel state dan region, tepatnya time region, yaitu <S,[time-region]>
.
.
(3).
#Apakah sebenarnya yang menginspirasi gagasan Rajeev untuk menyusun konsep timed-automata?
yaitu gagasan automata yang merepreesentasikan sebuah sistem kontrol dimana:
state = konfigurasi kontrol
input = output dari konfigurasi kontrol sebelumnya.
kemudian menjadi pertanyaan bagaimana jika konfigurasi kontrol itu bersifat real time atau dikendalikan dalam waktu.
.
(4).
We revisit a fundamental result in real-time verification, namely that the binary reachability relation between configurations of a given timed automaton is definable in linear arithmetic over the integers and reals.
.
Konsep binary reachability = gagasan yang fundamental dalam konsep verifikasi real time.
.
verifikasi real timed = verifikasi terhadap timed-automata.
verifikasi bukan real time = verifikasi terhadap automata
.
Bagaimana mereka memverifikasi automata?
.
#Bagaimana memverifikasi sistem?
Sebarang sistem mungkin dapat direpresentasikan ke dalam automata atau mesin turing.
Sehingga verifikasi terhadap sistem adalah verifikasi terhadap automata atau mesin turing.
Sehingga verifikasi sebuah sistem yang real time adalah verifikasi timed-automata representasinya?
.
#Pertanyaan 2:
Bagaimana mereka menerjemahkan sebuah real time system ke timed-automata?
Atau bagaimana mereka menerjemahkan sistem ke dalam automata?
.
#Bagaimana memverifikasi mesin turing?
Untuk memverifikasi mesin turing, terjemahkan dulu mesin turing ke dalam representasi graph automata atau ekspresi automata, lalu lakukan verifikasi.
.
#Apakah binary reachability relation?
binary reachability relation = untuk suatu reachbility dari suatu konfigurasi ke konfigurasi lain pada dasarnya membangun suatu relasi, sebut relasi itu sebagai relasi reachbility. Jika reachbilitynya dinyatakan secara binary maka disebut sebagai binary reachbility.
.
#Pertanyaan 3:
Bagaimana mereka mengekspresikan binary reachability relation?
Bagaimana ekspresi itu jika dalam bentuk linier arithmatic dari integer dan real?
Bagaimana mereka menggunakan matriks dalam analisis ini?
.
#Bagaimana mengekspresikan automata ke dalam matriks?
Buat :
kepala kolom dari matriks = barisan horisontal state dari automata
nama barisan matriks = kolom vertikal state dari automata
entry matriks = 1 jika terjadi transisi dari nama state baris ke nama state kolom
entry matriks = 0 jika tidak terjadi transisi dari nama state baris ke nama state kolom
atau entry matriks diisi dengan nilai label dari transisi.
.
(5).
Kerangka paper ini:
Memberikan bukti akan : a fundamental result in real-time verification,namely that the binary reachability relation between configurations of a given timed automaton is definable in linear arithmetic over the integers and reals.
.
Pembuktian melibatkan term-term berikut:
the well-known reachability analysis of timed automata involving difference
bound matrices.
Using this new proof, we give an exponentialspace procedure for model checking the reachability fragment of the logic parametric TCTL. Finally we show that the latter
problem is NEXPTIME-hard.
.
(6).
Teorema yang menyatakan suatu argumen bahwa:
the reachability problem for timed automata is The PSPACE-completeness.
Adalah teorema yang menyatakan bahwa timed-automata memiliki kompleksitas yang PSPACE-completeness.
.
This theorem was established by Alur and Dill.
.
tetapi paper ini membangun teorema yang lain menyangkut “binary reachability problem”.
.
(7).
#Pertanyaan 4:
Bagaimana mereka memahami PSPACE-completness?
Bagaimana mereka melihat PSPACE-completness dalam reachability analysis?
Bagaimana juga dengan binary reachability?
.
(8).
Cara pembuktian Alur:
Dia meninjau “reachability between control states (also called locations)”
melihat timed-automata sebagai:
state = control state (location).
.
(9).
Comon and Jurski juga mengemukakan teorema tentang reachbility ini dalam 40 halaman pembuktian. teorema Comon and Jurski adalah:
the reachability relation of a given timed automaton is effectively definable by a formula of first-order linear arithmetic over the reals augmented with a unary predicate denoting the integers. Importantly, this fragment of mixed linear arithmetic has a decidable satisfiability problem, e.g., by translation to S1S.
.
Paper ini pada dasarnya menyederhanakan pembuktian teorema ini (hard karena 40 halaman pembuktian).
But how?
.
(10).
Tebakan cara mereka membuat teorema-teorema itu:
Mereka terlebih dahulu membuat suatu algoritma (mesin turing atau sebarang model komputasi atau hanya program) yang dapat menghitung reachbility.
Kemudian mereka menghitung kompleksitas dari algortima tersebut.
.
(11).
#Apakah flat timed automaton?
timed-automata yang tidak memuat nested loop dalam graphnya.
.
#Pertanyaan 5:
Bagaimana paper ini membuktikan bahwa sebarang timed-automata dapat direpresentasikan oleh sebuah flat timed-automata?
Apakah parametric model checking?
.
#Bagaimana mereka merumuskan algoritma untuk menghitung reachability?
Pertama:
Mereka membangun formula yang menyatakan relasi reachbability antar state (control)
.
Kedua:
mereka membangun algoritma untuk menghitung formula terebut.
.
Algoritma itulah yang dimaksud sebagai penghitung reachability.
.
#Pertanyaan 6:
Bagaimana mereka merumuskan formula untuk reachability antar state/control?
Apa hubungan antara “algoritma untuk menghitung formula reachability” dan “model checking problem”?
Apakah karena algoritma diturunkan menggunakan metode-metode dalam gagasan model checking?
Apakah counter machine?
Bagaimana dia merumuskan region automaton menggunakan counter machine?
.
#Tambahan informasi tentang cara mereka membangun formula untuk reachability atau algoritma:
Yaitu menerjemahkan terlebih dahulu timed-automaton ke region-automaton.
.
#Mengapa dia menggunakan model checking problem?
Penggunaan model checking problem adalah untuk merumuskan formula reachability bagi konfigurasi dalam bentuk parametric model checking, kemudian membangun suatu algoritma yang menghitung bentuk parametric itu. Algoritma itu dibangun dalam metode-metode untuk pemecahan masalah model checking.
.
(12).
Apa hubungan difference constrain dengan reachability relation?
.
yang jelas bahwa difference constrain menyatakan region yang sebenarnya. misal a<t<b, ini suatu constrain tetapi juga menyatakan region.
.
Demikian juga bahwa partisi menyatakan region, yang berarti juga partisi dinyatakan oleh constrain.
.
Tetapi hanya mempertimbangkan bagian pecahan dalam menyatakan region, adalah berarti hanya mempertimbangkan bagian pecahan dari waktu dalam merumuskan constrain.
.
#Mengapa constrain penting?
Karena berdasatkan set constrain ini region automaton dibuat.
.
#Bagaiama paper ini mengekspresikan constrain yang berbeda-beda menggunakan kombinasi boolean?
Berbeda dengan Dang yang menggunakan pattern untuk mengekspresikan constrain2 itu. Sebenarnya ini juga berarti menggunakan pattern atau kombinasi bolean dalam mengidentifikasi atau menamai region-region.
.
#Bagaimana mereka menganalisis constrain?
Constrain pada dasarnya menyatakan region, dan mereka menentukan tipe-tipe constrain yang juga menentukan tipe-tipe region.
.
#Bagaimana mereka menentukan tipe-tipe region?
.
#END REVIEW.